Translate

26 Januari 2016

Resensi Novel ''Toba Dreams''




Identitas buku :
Judul               : Toba Dreams
Penulis             : TB. Silalahi
Penerbit           : Exchange
Kota Terbit      : Tangerang Selatan
Tahun Terbit    : 2015
Cetakan           : Ke-2
Jumlah Halaman : 248 Halaman
ISBN               : 978-602-72024-6-7



Tujuan penulis menulis novel:
Tujuan penulis menulis novel Toba Dreams adalah untuk memberitahu kepada pembaca bahwa mencintai pada dasarnya adalah baik. Tetapi jika cinta itu terlalu berlebihan yang ada hanyalah sebuah masalah. Di satu sisi, menurut orang tua cara mereka mendidik anaknya telah benar dan itu semua dilakukan untuk membahagiakan anaknya dan membuat anak tersebut berhasil. Tetapi, di satu sisi yang lain, seorang anak yang terlalu dikekang oleh orang tua dan tidak dapat melakukan sesuatu hal yang ia inginkan, maka yang terjadi hanyalah konflik antara orang tua dan anak.

 Tujuan resensator:
Tujuan saya meresensi novel Toba Dreams adalah untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

Tentang Pengarang
Letjen TNI (Purn.) Dr.TB Silalahi,SH lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada 17 April 1938. Di tengah kesibukannya beraktivitas di birokrasi pemerintahan, menjadi pembicara di berbagai forum, dan sebagai utusan Presiden, ia beberapa kali menjadi sutradara, di antaranya: Operet Natal Nasional selama 13 tahun berturut-turut dari tahun 1993 sampaid dengan 2006 di Jakarta Convention Centre (JCC); pembukaan Sea Games 1997; pementasan sendratari yang melibatkan 5 ribu penari dan 500 pendukung dari siswa-siswi yang berasal dari 26 sekolah di Jakarta; Operet Nomensen di Stadion Teladan Medan tahun 2007 yang dihadiri lebih dari 80 ribu penonton; Operet Nomensen di Sentul City Convention (SCC),Bogor,April 2009, yang dihadiri 15 ribu penonton. Ia pun telah menulis puluhan buku mengenai birokrasi, militer, politik, sejarah, juga tentang kepemimpinan. Novel Toba Dreams adalah novel yang akan diangkat ke  layar lebar.

Sinopsis Novel Toba Dreams :
Inilah kisah tentang cinta yang terlalu mencintai. Sejenis cinta yang acap kali tersesat dalam usahanya menggapai kesejatian. Seperti Sersan Tebe, tokoh utama dalam kisah ini, yang mendidik anak-anaknya layaknya pasukan tempur, karena kecintaannya yang luar biasa kepada mereka. Maka ketika Ronggur, anak sulungnya, memberontak terhadapnya, terjadilah konflik mendalam antara ayah dan anak. Ronggur, yang sesungguhnya mewarisi tabiat keras ayahnya, menemukan cinta dalam diri Andini, seorang wanita muslim yang berbeda agama dengan keluarga Sersan Tebe.
Mimpi  Sersan Tebe adalah hidup damai dengan mengandalkan uang pensiunan tentara, memilih pulang kampung di tepi Danau Toba. Tetapi Ronggur menolak hidup apa adanya. Ia ingin membuktikan bahwa selama ini ayahnya salah memilih jalan hidup. Dengan penuh siasat, Ronggur menjelma menjadi pentolan mafia narkoba dan merebut Andini dari orangtuanya yang tak merestui hubungan mereka.
Apakah setiap akhirnya setiap anak manusia sanggup menerangi sungai takdirnya dengan bahagia? Di antara gemerlap Jakarta dan ketenangan Danau Toba, Sersan Tebe, Ronggur, dan Andini merajut drama perjalanan mereka. Di Danau Toba jugalah mimpi-mimpi dan cerita cinta mereka bermula.
Novel ini juga ingin mengingatkan pembaca, bahwa kebahagiaan tidak selamanya tentang uang. Sama seperti Ronggur, meski sudah memiliki banyak uang dan mampu membeli apapun yang ia inginkan, kebahagiaan tidak dapat hadir di dalam keluarga mereka. Justru, karena uanglah yang membuah Ronggur dan Sersan Tebe, serta Tommy sahabat karibnya.


Unsur intrinsik novel 
* Tokoh :

• Tokoh utama : Sersan Tebe
• Tokoh kedua : Ronggur
• Tokoh ketiga : Andini
• Tokoh pembantu: Kristin, Taruli, Sumurung, Togar, Tommy, Irwan, Bonsu, Eggy, Opung Boru
• Tokoh piguran : Ari, Orang tua Andini, Tammy, Teddy, Pok Ani
*Alur :
 Alur maju.

*Sudut pandang :
 Orang ke tiga.

*Amanat :
- Kadang dua orang manusia kesulitan untuk saling memahami satu sama lain hal ini juga berlaku untuk hubungan ayah anak diseluruh dunia termasuk yang dialami Sersan Tebe dengan anak sulungnya Ronggur. Ketiadaan sosok ayah ketika dia kecil karena tugas negara membuat Ronggur kehilangan sosok panutan. Kasih sayang sang ayah yang selalu mencemaskan kehidupan masa depan anaknya pun diartikan berbeda oleh sang anak. Novel ini mengajarkan kepada pembaca bahwa kasih sayang orang tua itu nyata walaupun tidak pernah terucap dari mulut mereka.  
­- Seorang ayah, betapapun kerasnya, memiliki ruang dalam hatinya untuk menyimpan cintanya pada anaknya. Setiap ayah memiliki cara yang berbeda dalam menyayangi dan mendidik anak-anaknya
- Mimpi memang harus diusahakan untuk tercapai, tapi bukan dengan jalan yang salah. Jika salah jalan, maka mimpi kita justru akan membawa kita ke dalam keterpurukan.


Keunggulan Novel 

    Walaupun banyak membahas mengenai topik-topik yang berkenaan mengenai nasionalisme, kebudayaan, kehidupan seorang TNI, hingga agama tapi pembahasan tetap fokus pada cerita kehidupan yang menyertai tokoh utama dan tokoh kedua tanpa melebar kemana-mana. 
Novel yang telah dirintis ke layar lebar ini, begitu kental dengan kebudayaan Batak. Beberapa tulisan bahkan memperdengarkan beberapa judul-judul lagu Batak seperti Inang Naburju, sehingga pembaca yang bukan berasal dari Sumatera Utara pun dapat sedikit mengetahui kebudayaan tersebut. Di dalam novel ini juga, penulis memaparkan beberapa istilah Batak serta membuat catatan kaki agar pembaca lebih mengerti apa yang dimaksudkan. Dalam novel ini juga menuliskan realita kehidupan yang sebelumnya tidak diketahui kenapa hal tersebut bisa terjadi, dengan bahasa yang ringan dan jelas sehingga pembaca tidak mengartikannya dengan keliru. Hal yang juga cukup menarik dari novel ini adalah menjelaskan bahwa uang yang berlimpah tidak selalu dapat mendatangkan kebahagiaan di tengah-tengah keluarga. Tetapi, cinta kasih lah yang akan membawa kebahagiaan bagi para anggota keluarga.


Kelemahan Novel

    Terdapat beberapa kalimat yang merujuk ke arah yang sama, hal ini dilakukan penulis untuk menyakinkan pembaca akan alasan yang melatarbelakangi beberapa tokoh terutama Ronggur untuk melakukan beberapa hal. Namun tempatnya yang berdekatan membuat pembaca seolah-olah membaca kembali sebuah kalimat setelah menyelesaikan membaca kalimat sebelumnya yang dirasa memiliki kesamaan atau maksud yang sama, sehingga kesan pengulangan sangat terasa. 

    Kekurangan yang juga terdapat di novel ini adalah, ada beberapa kalimat dimana penulis tidak memberikan catatan kaki, sehingga pembaca akan sedikit kesulitan untuk mengetahui makna dari kata atau kalimat tersebut.


Kesimpulan :
    Novel ini ditujukan kepada para orangtua dan juga bagi seluruh anak. Karena, novel ini menceritakan bahwa bagaimana pun kerasnya orang tua mendidik anaknya, mereka sangat menyayangi anak-anaknya, walau terkadang mereka tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan hal tersebut kepada anak-anaknya. Begitu juga dengan seorang anak, seberapa besar pun seorang anak menentang kehendak orang tuanya, jauh di dalam hati seorang anak, mereka sangat menyayangi orang tua mereka.
Novel ini layak untuk dibaca bagi semua kalangan, karena novel ini banyak menceritakan tentang permasalahn kehidupan yang sedang konkrit dialami oleh keluarga saat ini.