Identitas
buku :
Judul : Toba Dreams
Penulis : TB. Silalahi
Penerbit : Exchange
Kota Terbit : Tangerang Selatan
Tahun Terbit : 2015
Cetakan : Ke-2
Penulis : TB. Silalahi
Penerbit : Exchange
Kota Terbit : Tangerang Selatan
Tahun Terbit : 2015
Cetakan : Ke-2
Jumlah Halaman : 248 Halaman
ISBN : 978-602-72024-6-7
Tujuan
penulis menulis novel:
Tujuan penulis menulis novel Toba Dreams adalah untuk memberitahu kepada
pembaca bahwa mencintai pada dasarnya adalah baik. Tetapi jika cinta itu
terlalu berlebihan yang ada hanyalah sebuah masalah. Di satu sisi, menurut
orang tua cara mereka mendidik anaknya telah benar dan itu semua dilakukan
untuk membahagiakan anaknya dan membuat anak tersebut berhasil. Tetapi, di satu
sisi yang lain, seorang anak yang terlalu dikekang oleh orang tua dan tidak
dapat melakukan sesuatu hal yang ia inginkan, maka yang terjadi hanyalah
konflik antara orang tua dan anak.
Tujuan resensator:
Tujuan saya meresensi novel Toba Dreams adalah untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia.
Tentang
Pengarang
Letjen TNI (Purn.) Dr.TB Silalahi,SH lahir di Pematang Siantar, Sumatera
Utara, pada 17 April 1938. Di tengah kesibukannya beraktivitas di birokrasi
pemerintahan, menjadi pembicara di berbagai forum, dan sebagai utusan Presiden,
ia beberapa kali menjadi sutradara, di antaranya: Operet Natal Nasional selama
13 tahun berturut-turut dari tahun 1993 sampaid dengan 2006 di Jakarta
Convention Centre (JCC); pembukaan Sea Games 1997; pementasan sendratari yang
melibatkan 5 ribu penari dan 500 pendukung dari siswa-siswi yang berasal dari
26 sekolah di Jakarta; Operet Nomensen di Stadion Teladan Medan tahun 2007 yang
dihadiri lebih dari 80 ribu penonton; Operet Nomensen di Sentul City Convention
(SCC),Bogor,April 2009, yang dihadiri 15 ribu penonton. Ia pun telah menulis
puluhan buku mengenai birokrasi, militer, politik, sejarah, juga tentang
kepemimpinan. Novel Toba Dreams adalah novel yang akan diangkat ke layar lebar.
Sinopsis
Novel Toba Dreams :
Inilah kisah tentang cinta yang terlalu mencintai.
Sejenis cinta yang acap kali tersesat dalam usahanya menggapai kesejatian.
Seperti Sersan Tebe, tokoh utama dalam kisah ini, yang mendidik anak-anaknya
layaknya pasukan tempur, karena kecintaannya yang luar biasa kepada mereka. Maka
ketika Ronggur, anak sulungnya, memberontak terhadapnya, terjadilah konflik
mendalam antara ayah dan anak. Ronggur, yang sesungguhnya mewarisi tabiat keras
ayahnya, menemukan cinta dalam diri Andini, seorang wanita muslim yang berbeda
agama dengan keluarga Sersan Tebe.
Mimpi Sersan
Tebe adalah hidup damai dengan mengandalkan uang pensiunan tentara, memilih
pulang kampung di tepi Danau Toba. Tetapi Ronggur menolak hidup apa adanya. Ia
ingin membuktikan bahwa selama ini ayahnya salah memilih jalan hidup. Dengan
penuh siasat, Ronggur menjelma menjadi pentolan mafia narkoba dan merebut
Andini dari orangtuanya yang tak merestui hubungan mereka.
Apakah setiap akhirnya setiap anak manusia sanggup
menerangi sungai takdirnya dengan bahagia? Di antara gemerlap Jakarta dan
ketenangan Danau Toba, Sersan Tebe, Ronggur, dan Andini merajut drama
perjalanan mereka. Di Danau Toba jugalah mimpi-mimpi dan cerita cinta mereka
bermula.
Novel ini juga ingin mengingatkan pembaca, bahwa kebahagiaan tidak
selamanya tentang uang. Sama seperti Ronggur, meski sudah memiliki banyak uang
dan mampu membeli apapun yang ia inginkan, kebahagiaan tidak dapat hadir di
dalam keluarga mereka. Justru, karena uanglah yang membuah Ronggur dan Sersan
Tebe, serta Tommy sahabat karibnya.
Unsur intrinsik novel
* Tokoh :
• Tokoh utama : Sersan Tebe
• Tokoh kedua : Ronggur
• Tokoh ketiga : Andini
• Tokoh pembantu: Kristin, Taruli, Sumurung, Togar, Tommy, Irwan, Bonsu, Eggy, Opung Boru
• Tokoh piguran : Ari, Orang tua Andini, Tammy, Teddy, Pok Ani
*Alur :
Alur maju.
*Sudut
pandang :
Orang ke tiga.
*Amanat
:
- Kadang dua orang manusia kesulitan
untuk saling memahami satu sama lain hal ini juga berlaku untuk hubungan ayah
anak diseluruh dunia termasuk yang dialami Sersan Tebe dengan anak sulungnya
Ronggur. Ketiadaan sosok ayah ketika dia kecil karena tugas negara membuat
Ronggur kehilangan sosok panutan. Kasih sayang sang ayah yang selalu
mencemaskan kehidupan masa depan anaknya pun diartikan berbeda oleh sang anak.
Novel ini mengajarkan kepada pembaca bahwa kasih sayang orang tua itu nyata
walaupun tidak pernah terucap dari mulut mereka.
-
Seorang ayah, betapapun kerasnya, memiliki ruang dalam hatinya untuk menyimpan
cintanya pada anaknya. Setiap ayah memiliki cara yang berbeda dalam menyayangi
dan mendidik anak-anaknya
- Mimpi memang harus diusahakan untuk tercapai, tapi bukan dengan jalan yang
salah. Jika salah jalan, maka mimpi kita justru akan membawa kita ke dalam
keterpurukan.
Keunggulan Novel
Walaupun banyak membahas mengenai topik-topik
yang berkenaan mengenai nasionalisme, kebudayaan, kehidupan seorang TNI, hingga
agama tapi pembahasan tetap fokus pada cerita kehidupan yang menyertai tokoh
utama dan tokoh kedua tanpa melebar kemana-mana.
Novel yang telah dirintis ke layar
lebar ini, begitu kental dengan kebudayaan Batak. Beberapa tulisan bahkan
memperdengarkan beberapa judul-judul lagu Batak seperti Inang Naburju, sehingga pembaca yang bukan berasal dari Sumatera
Utara pun dapat sedikit mengetahui kebudayaan tersebut. Di dalam novel ini
juga, penulis memaparkan beberapa istilah Batak serta membuat catatan kaki agar
pembaca lebih mengerti apa yang dimaksudkan. Dalam novel ini juga menuliskan
realita kehidupan yang sebelumnya tidak diketahui kenapa hal tersebut bisa
terjadi, dengan bahasa yang ringan dan jelas sehingga pembaca tidak
mengartikannya dengan keliru. Hal yang juga cukup menarik dari novel ini adalah
menjelaskan bahwa uang yang berlimpah tidak selalu dapat mendatangkan
kebahagiaan di tengah-tengah keluarga. Tetapi, cinta kasih lah yang akan
membawa kebahagiaan bagi para anggota keluarga.
Kelemahan Novel
Terdapat beberapa kalimat yang
merujuk ke arah yang sama, hal ini dilakukan penulis untuk menyakinkan pembaca
akan alasan yang melatarbelakangi beberapa tokoh terutama Ronggur untuk
melakukan beberapa hal. Namun tempatnya yang berdekatan membuat pembaca
seolah-olah membaca kembali sebuah kalimat setelah menyelesaikan membaca
kalimat sebelumnya yang dirasa memiliki kesamaan atau maksud yang sama,
sehingga kesan pengulangan sangat terasa.
Kekurangan yang juga terdapat di novel ini adalah, ada beberapa kalimat
dimana penulis tidak memberikan catatan kaki, sehingga pembaca akan sedikit
kesulitan untuk mengetahui makna dari kata atau kalimat tersebut.
Kesimpulan
:
Novel ini ditujukan kepada para orangtua dan juga bagi seluruh anak.
Karena, novel ini menceritakan bahwa bagaimana pun kerasnya orang tua mendidik
anaknya, mereka sangat menyayangi anak-anaknya, walau terkadang mereka tidak
tahu bagaimana cara mengungkapkan hal tersebut kepada anak-anaknya. Begitu juga
dengan seorang anak, seberapa besar pun seorang anak menentang kehendak orang
tuanya, jauh di dalam hati seorang anak, mereka sangat menyayangi orang tua
mereka.
Novel ini layak untuk dibaca bagi semua kalangan, karena novel ini banyak
menceritakan tentang permasalahn kehidupan yang sedang konkrit dialami oleh
keluarga saat ini.